SEMUR JENGKOL |
Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami keracunan jengkol, di antaranya daya tahan tubuh seseorang, keasaman lambung, jumlah jengkol yang dikonsumsi, usia biji jengkol, dan cara memasaknya. Mengonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol, karena asam jengkolat yang terkandung pada biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif.
Umumnya, seseorang akan menunjukkan gejala keracunan jengkol pada 5-12 jam setelah mengonsumsi jengkol. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut, muntah, nyeri saat berkemih, serta adanya darah pada urine. Jika berlanjut terus-menerus, dapat terjadi gagal ginjal yang ditandai dengan tidak keluarnya air kemih atau air kemih yang keluar dengan jumlah yang sangat sedikit.
Cara Mengatasi dan Mencegah Keracunan Jengkol
Keracunan asam jengkolat ringan (nyeri pinggang dan nyeri pada perut) dapat diobati dengan minum air yang banyak serta pemberian natrium bikarbonat hingga gejala hilang. Sedangkan bila terjadi gejala keracunan berat (tidak bisa berkemih, air kemih berwarna merah, atau tidak bisa minum), maka penderita perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengonsumsi jengkol, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
Hindari mengonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/minuman lain yang bersifat asam.
Hindari mengonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.
Sebelum dimasak, biji jengkol dapat ditanam dahulu di dalam tanah agar kandungan asam jengkolatnya berkurang.
Jangan mengonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang memiliki gangguan ginjal.
No comments:
Post a Comment